jauh sebelum kedatangan pengaruh Islam, di Peureulak telah berdiri kerajaan,Raja-raja yang memerintah raja itu berasal dari turunan raja-raja Syahir Nuwi,dari Negeri Siam,
Idhharul-haq
Menceritakan bahwa Kerajaan Islam Peureulak berdiri pada Rabu, 1 Muharram 225 H atau Rabu, 12 November 839 M) Dan raja pertamanya adalah Sultan Allaiddin Saiyid Maulana Aziz Syah, dengan ibukotanegaranya Bandar Peureulak, Kemudian Ibukota Negara Kerajaan IslamPeureulak, dipindah dan ubah namanya menjadi Bandar Khalifah, (Nama inidipakai untuk mengingatkan jasa dari seorang nahkoda yang memimpin saudagar muslim yang mengajarkan keIslaman penduduk Peureulak., dengan kepindahanibukota kerajaan tersebut menjadi semakin membuka kesempatan mendakwahkanajaran Islam kepada penduduk pedalaman Aceh, melalui system kekerabatan yang pernah berjalan, menyebarkan unsur-unsur kebudayaan Islam pada awal-awalkedatangan ke Ace
Kesultanan Peureulak adalah kerajaan Islam di Indonesia yang berkuasa di sekitar wilayah Peureulak, Aceh Timur, antara tahun 840 sampai 1292. Perlak atauPeureulak terkenal sebagai suatu daerah penghasil kayu perlak, jenis kayu yangsangat bagus untuk pembuatan kapal, dan karenanya daerah ini dikenal dengannama Negeri Perlak. Hasil sumberdaya alam dan posisinya yang strategismembuat Perlak berkembang sebagai pelabuhan niaga yang maju pada abad ke-8yang disinggahi oleh kapal-kapal yang antara lain berasal dari Arab dan Persia.Hal ini membuat berkembangnya masyarakat Islam di daerah ini, terutama1
sebagai akibat perkawinan campur antara saudagar muslim dengan perempuansetempat.Dalam
idhharul-haq
, Kerajaan Peureulak telah mencapai kemajuan-kemajuan peradaban yang maju, sistem pemerintahannya menyerupai sistem pemerintahanAbbasiah, hanya saja telah disederhanakan; demikian pula organisasi ketentaraanseperti yang dituliskan Ali Hasyim, Dkk, organisasi ketentaraan kerajaanPeureulak merupakan organ kekuasaan yang paling berperan dalam memperluaswilayah kekuasaan Islam, dari sini bias kita gambarkan bahwa Islam sangat perlumobilisasi ketentaraan dan berperang adalah salah satu unsur ibadah secara
Mulkiyah
, dalam mengawal kebutuhan ajaran Islam dan melindungi
Jama’atul Muslimin
dari invasi negara luar yang mencoba menjajah negeri Islam, adalahwajar ketika bangsa Aceh sanggup melawan segala intervensi militer pada masaitu, namun belum tentu pada masa sekarang, kepahlawanan orang-orang Acehsangat luar biasa pada saat itu, kepahlawanan tersebut yang kemudian telahsanggup mempertahankan sedikitnya empat tahta kerajaan.Hingga awal abad ke-10, tercatat empat raja yang memerintah kerajaan IslamPeureulak, antaranya :
- Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdul Azis Syah, yang memerintah padatahun 225-249 H (840-864 M)
- Sultan Alaidin Saiyid Maulana Abdurrahim Syah, 249-285 H (864-888M).
- Sultan Alaidin Saiyid Maulanan Abbas Syah, 285-300 H (888-913 M)
- Sultan Alaidin Saiyid Maulanan Ali Mughaiyat Syah, 302-305 H (915-918M)
Syi’ah dan Ahlussunnah Waljama’ah
Para saudagar yang dipimpin oleh kaum nahkoda khalifah terdiri dari pimpinan- pimpinan kaum Syi’ah yang tersingkir oleh kaum dinasti Abbasiyah di tanahArab, Persia dan India.
Perkembangan dan pergolakan
Sultan pertama Peureulak adalah Sultan Alaiddin Saiyid Maulana Abdul AzisSyah, yang beraliran Syi’ah dan merupakan keturunan Arab dengan perempuansetempat, yang mendirikan Kesultanan Peureulak pada 1 Muharram 225 H (840M). Ia mengubah nama ibukota kerajaan dari Bandar Peureulak menjadi Bandar Khalifah
Pada masa pemerintahan sultan ketiga, Sultan Alaiddin Saiyid Maulana AbbasSyah, aliran Sunni mulai masuk ke Peureulak. Setelah wafatnya sultan pada tahun363 H (913 M), terjadi perang saudara antara kaum Syi’ah dan Sunni sehinggaselama dua tahun berikutnya tak ada sultan.Kaum Syi’ah memenangkan perang dan pada tahun 302 H (915 M), SultanAlaiddin Saiyid Maulana Ali Mughat Syah dari aliran Syi’ah naik tahta. Padaakhir pemerintahannya terjadi lagi pergolakan antara kaum Syi’ah dan Sunni yangkali ini dimenangkan oleh kaum Sunni sehingga sultan-sultan berikutnya diambildari golongan Sunni.Pertentangan mahzab yang keras ini sempat ke Peureulak dalam masa sultanAlaiddin Saiyid Maulana Ali Mughaiyad Syah (Bukan Ali Mughaiyad SyahSultan di Kerajaan Aceh Darussalam) Kaum Ahlusunnah dapat menumbangkankerajaan Islam Syi’ah Peureulak dan Mendirikan Kerajaan Islam AhlusunnahPeureulak, yang para Sultannya terkenal dengan dinasti Makhdum, sebagai penyambung sultan-sultan dari dinasti Saiyid Maulana, yaitu ;
- Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdulkadir Syah Johan Berdaulat,memerintah tahun 306-310 H (981-922 M)
- Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah Johan Berdaulat, 310-334 H (922-946 M)
- Sultan Makhdum Alaidin Abdulmalik Syah Johan Berdaulat, 334-361 H (946-973 M)
- Sultan Makhdum Malik Mansur Syah Johan Berdaulat, 402-450 H (1012-1059M
- 5.Sultan Makhdum Alaidin Malik Mansur Syah Johan Berdaulat, 450-470 H(1059-1078 M)
- 6.Sultan Makhdum Alaidin Malik Abdullah Syah Johan Berdaulat, 470-501 H(1078-1108 M)
- 7.Sultan Makhdum Alaidin Malik Ahmad Syah Johan Berdaulat, 501-527 H(1108-1134 M)
- 8.Sultan Makhdum Alaidin Malik Mahmud Syah Johan Berdaulat, 527-552 H(1134-1158M)
- 9.Sultan Makhdum Alaidin Malik Usman Syah Johan Berdaulat 552-565 H(1158-1170 M
- 10.Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Syah Johan Berdaulat,565-592 H(1170-1196 M)
- 11.Sultan Makhdum Alaidin Malik Abduljalil Syah Johan Berdaulat, 592-622 H(1196-1225 M)
- 12.Sultan Makhdum Alaidin Malik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat,622-662 H (1225-1263 M)
- Peureulak Pesisir (Syi’ah) dipimpin oleh Sultan Alaiddin Saiyid MaulanaSyah (986-988) dengan ibukota Bandar Peureulak
- Peureulak Pedalaman (Sunni) dipimpin oleh Sultan Makhdum Alaiddin Malik Ibrahim Syah Johan Berdaulat (986–1023) dengan Ibukota Bandar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar