This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 08 Agustus 2012

Asal Usul Nama aceh Serambi mekkah

Asal usul nama aceh serambi mekkah
 mendengar kata serambi mekkah, mungkin sudah tidak asing lagi dibenak kita .tapi tahukah anda siapa yang pertama sekali memberi sebutan aceh dengan nama serambi mekkah ? apakah si bapak presiden pertama indonesia,soekarno?apakah b.j habibie ? atau para pejuang lainnya yang berasal dari aceh, teuku umar misalnya ? oke,,langsung saja tanpa harus muluk muluk.semuanya berawal ketika sang penjaga makam nabi Muhammad SAW.yang bernama syekh ismail,beliau juga masih keponakan nabi .suatu malam beliau bermimpi bertemu Rasulullah,dan rasulullah berpesan kepadanya "wahai saudaraku,ambillah 5 pucuk surat yang ada di dalam ka'bah,dan carilah siapa anak manusia yang bisa membaca dan memberi makna akan isi surat tersebut".....kira kira seperti itulah percakapan mereka....lantas beliau tidak begitu saja percaya dengan mimpi tersebut,malam besoknya beliau kembali bermimpi seperti semula....dan terus betlanjut hingga ketiga kalinya,,,akhirnya beliau memutuskan untuk bertanya pada para sahabat dan ulama ulama disana tentang kebenaran mimpi tersebut,yang ditanyapun menyarankan agar beliau segera melaksanakan apa yang di perintahkan oleh Rasulullah...akhirnya beiau pergi menjelajahi semua benua di dunia ini,dari afrika ke

Rabu, 27 Juni 2012

SEJARAH RAJA IDI RAYEUK

Rumoh Beusoe dulu dan sekarang! Di bawah pohon sawo, Tuanku Manyak, duduk bersila. Sesekali, pria 70 tahun itu menyedot dalam rokok kretek di tangannya. Mata tuanya liar menatap sekeliling bangunan rumah pangung berdiameter 4×8 meter, yang ditempatinya. Hari itu, ia seakan kembali menatap masa lalu. “Di sinilah berdiri Rumoh Beusoe (Rumah Besi). Ini bekas pertapakan rumah Raja Idi, keluarga saya,” katanya pekan lalu. Rumah yang ditempati Tuanku Manyak itu berada di Desa Keude Blang, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur. Warga di situ menyebutnya kawasan Lam Kuta atau kawasan raja. Berdiri di atas tanah seluas dua kali lapangan bola, pohon-pohon kelapa menghiasi sekitar rumah. Tidak ada yang istimewa dari rumah itu. Tak mirip bekas istana kerajaan. “Yang sekarang ini bukan Rumoeh Beusoe, rumah itu dibongkar sekitar tahun 1975, dulu keluarga saya ribut-ribut soal harta warisan, besi rumah dijual satu persatu oleh saudara tiri ibu saya,” sebutnya. Menurut Tuanku Manyak, hampir seluruh bagian dari Rumoeh Beusoe terbuat dari besi. Tinggnya mencapai lima meter. Selain tiang penyangga, siku rumah, kuda-kuda atap, tangga rumah itu juga terbuat dari besi. Rumah tersebut menjadi istana Kerajaan Idi, sebelum kerajaan itu runtuh, saat Belanda masuk menjajah. Dia mengisahkan, Rumoh Besoe dibangun saat kerajaan Idi dipimpin oleh Tuanku Chik Bin Guci, sekitar tahun 1880-an. Saat itu, Idi yang merupakan salah satu kawasan perdagangan di kawasan timur Aceh, banyak disinggahi para pedagang dari berbagai belahan dunia untuk memburu hasil bumi. Tak terkecuali etnis tionghoa. Pada suatu waktu, saudagar Tionghoa, menghadap Tuanku Chik Bin Guci. Sang saudagar memohon agar diizinkan mendirikan Vihara sebagai tempat mereka beribadah. “orang Cina itu sebelumnya menetap di Malaysia, karena dia punya usaha di Idi, akhirnya dia menetap disini,” sebutnya. Raja mengabulkan permohonan itu. Syaratnya, mereka harus membangun sebuah rumah dari besi untuk ditempati raja, serta membuat sebuah komplek pekuburan kerajaan. Tak seperti Rumoh Beusoe yang tinggal cerita, vihara tionghoa masih berdiri kokoh di pusat pasar Idi, sekitar dua kilometer dari Rumoh Beusoe. Memang, tak ada lagi aroma asap dupa yang menusuk hidung. Bangunannya pun terlihat lusuh. Cat merah yang membalut seluruh bagunan kini telah memudar. Tapi dua patung naga yang bertengger di atap bangunan itu masih tampak garang. Mereka berdiri bak binatang penjaga Vihara Murni Sakti. Meski dari luar terlihat sepi, ternyata vihara itu masih ada yang urus. Rudinyo, salah satu pengelola vihara bilang, bangunan itu berdiri tahun 1888. Katanya, vihara itu salah satu yang tertua di Sumatera. “Vihara ini sudah sekitar 10 tahun lebih tidak ada kegiatan, kami sedang memperbaikinya kembali,” kata pria berusia 50 tahun. Menurut Rudinyo, Vihara Murni Sakti merupakan simbol kerukunan beragama di Aceh. Etnis minoritas Tionghoa yang memeluk agama Budha, ternyata bisa hidup berdampingan dengan warga Idi yang beragam Islam. Vihara ini juga merupakan saksi sejarah etnis Tionghoa pernah berjaya di sana. Umumnya mereka berprofesi sebagai pedagang. Petaka datang tahun 1998. Saat itu, gelombang anti Tionghoa muncul di seantero negeri, tak terkecuali Idi. Aksi serupa juga muncul di Panton Labu, Geudong dan Lhokseumawe. Kala itu, ratusan preman berpakaian pramuka mengobrak-abrik tempat usaha warga Tionghoa. Harta benda mereka dihancurkan dan dibakar. Vihara Murni Sakti juga tak luput dari aksi perusakan. Patung-patung Budha satu persatu dirusak. Setelah peristiwa itu, Vihara tak lagi difungsikan. “Tapi itu konflik politik, bukan agama,” ujar Rudiyanto. Setelah kejadian itu, hampir semua orang Tionghoa angkat kaki dari Idi. Menurut Rudi, mereka pindah ke Jakarta, Batam dan Medan. “Mereka takut dibunuh,” ujar pria yang akrab disapa Bing-Hoe itu. Rudi sendiri memilih tinggal di Idi. Kini, dia bersama belasan warga Tionghoa yang masih tinggal di Idi berupaya menghidupkan kembali vihara itu. Pembangunan kembali dimulai sejak 2009. Rencananya vihara akan dirombak menjadi dua lantai. Namun, rencana itu batal karena diprotes tokoh agama setempat. “Kami diminta mempertahankan bangunan lama, tidak membangun dua lantai. Kami harus menyanggupi permintaan itu,” katanya. Rudi tak mempersoalkan pelarangan itu. Baginya, asal masih diperbolehkan beribadah di vihara saja sudah cukup. “Yang penting kami masih bisa sembahyang disitu,” sebutnya. Apalagi, vihara itu hadir disana atas persetujuan Raja Idi di masa lalu. Jika warga Tionghoa punya dana merawat peninggalan nenek moyangnya, Tuanku Manyak hanya bisa mengurut dada. Tak sekalipun situs sejarah peninggalan kerajaan Idi itu dipugar. Alih-alih dipugar, rumah bekas istana raja, malah dijual seperti barang loakan. Meskipun tanpa Rumoeh Besoe, di komplek Kerajaan Idi masih terdapat kuburan raja dan benteng kerajaaan. Sisa benteng itu terletak dibelakang komplek, dekat aliran krueng Idi. Kondisinya juga tak kalah memprihatinkan. Benteng itu hampir amblas akibat longsoran sungai yang tak pernah dibuatkan tanggul. “Kemarin itu ada anak-anak mahasiswa yang bantu mengecat dinding kuburan, sebelumya tidak pernah,” katanya. Kini, Tuanku Manyak mengawal lokasi komplek Kerajaan Idi itu sendirian. Dia adalah satu-satunya keturunan raja Idi yang masih menetap di sana. Manyak adalah anak ketiga dari Cut Nyak Fatimahsyam, putri tunggal dari Tuanku Chik bin Guci. Kakaknya yang pertama bernama Cut Nyak Cek, kini telah meninggal. Abangnya, Tuanku Cut, juga telah meninggal November tahun lalu. Mereka memilik adik kandung perempuan bernama Cut Nyak Puspa yang kini menetap di Jakarta. Meski kekuasaan monarki raja Idi telah runtuh, warga Keude Blang masih memperlakukan Tuanku Manyak sebagai orang yang dihormati. Saat ada warga yang menggelar kenduri dan acara pesta kampung lainnya, rumah Tuanku Manyak pasti kebanjiran makanan. Bahkan, setiap hari ada saja yang mengantar makanan untuknya. “Orang kampung disini selalu mengantarkan kuah dan makanan untuk saya, mereka semuanya yang menjaga saya” ujarnya. Tuanku Manyak pernah diajak adiknya menetap di Jakarta. Tapi, ia menolak. Dia tak ingin membiarkan makam peninggalan keluarganya terusik. Di sisa umurnya, Tuanku Manyak hanya punya satu harapan, ia ingin ada yang menjaga dan merawat komplek peninggalan Kerajaan Idi

Minggu, 06 Mei 2012

التزكية النفوس
Mensucikan Jiwa


Pembersihan jiwa (tazkiyatun nafs) ini adalah tugas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana firmanNya:
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As-sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”. (Al-Jumu’ah: 2)
Dari ayat di atas, para mufassirin menerangkan bahwa di antara tugas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam kepada umatnya adalah:
1. menyampaikan ayat-ayat Allah
2. membersihkan atau mensucikan mereka
3. mengajarkan kitab dan sunnah kepada mereka.

Dan dari ayat di atas juga bisa diketahui bahwa umat manusia sebelum datangnya Rasulullah, dalam keadaan sesat yang nyata, yang berupa kemusyrikan, kemerosotan akhlak dan mereka dalam puncak
Dalam keadaan masyarakat Jahiliyah seperti itu, lalu datangnya Rasulullah membawa Islam ini telah dinyatakan sempurna dan mendapat ridha dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni’matKu, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu”.(Al-Maa’idah: 3).
Tugas para Rasul yang paling utama dan yang pertama dilakukan adalah membersihkan keyakinan-keyakinan atau aqidah dari segala bentuk kesyirikan, mengembalikan manusia dari penyembahan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada asalnya menyembah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya : “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.(Al-Anbiya : 25).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu menyatakan: “Ibadah adalah mentaati Allah dan dengan mencontoh apa-apa yang diperintahkan Allah padanya melalui lisan para Rasul”.
Dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu juga menyatakan: “Ibadah adalah nama (aktivitas) yang mencakup setiap perkataan atau berupa perbuatan yang dicintai dan diridhai oleh Allah yang dhahir maupun batin”.
Ibadah yang diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah ibadah yang hanya dilakukan oleh seorang muslim dengan ikhlas dan mutaba’ah (mengikuti) tuntunan Rasulullah………. Ibadah yang dilakukan dengan tidak ikhlas tidak akan diterima oleh Allah, begitu juga ibadah yang dilakukan tanpa mutaba’ah akan sia-sia. Hal yang pertama: membersihkan niat dari semua kotoran yang akan merusak keikhlasan dan yang kedua membersihkan ibadah dari semua bid’ah bikinan manusia yang merusak agama.
Para ulama mengatakan ikhlas itu adalah membersihkan tujuan taqqarub kepada Allah dari semua kotoran (syirik). Ikhlas ini adalah termasuk amalan hati seperti takut (khauf), pengharapan, tawakkal, raghbah (cinta), rahbah (takut), khusyu, dan khasyyah (takut).
1. Khauf artinya perasaan takut akan terjadinya sesuatu yang membinasakan. Khauf ini ada dua macam:
a. Khauf thabi’i (takut bawaan), seperti manusia takut pada binatang buas, api, dll.
b. Khauf ibadah, yaitu takut kepada sesuatu yang ia beribadah karena takut kepadanya. Takut yang semacam ini tidak boleh kecuali hanya ditujukan kepada Allah, sedangkan memalingkannya kepada selain Allah adalah syirik akbar. Pada masa sebelum Rasulullah sampai sekarang ini banyak sekali orang takut kepada sesuatu yang dianggap keramat atau bertuah atau mempunyai kekuatan ghaib seperti kuburan wali-wali (kyai, ustad, ajeungan atau habib), keris, tombak, patung-patung, pohon, batu akik, jimat-jimat, dll, sehingga mereka melakukan pengorbanan dan peribadatan dalam waktu dan cara yang sama sekali tidak disyariatkan oleh Allah.
2. Roja’ artinya pengharapan, yaitu keinginan seseorang untuk mendapatkan sesuatu. Pengharapan pada waktu seseorang mengerjakan ibadah tidak boleh kecuali hanya kepada Allah, dan memalingkannya kepada selain Allah adalah syirik.
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah mengerjakan amal yang shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya”.(QS Al-Kahfi: 110).
3. Tawakkal artinya menyandarkan sesuatu kepada sesuatu. Bertawakkal kepada Allah maknanya adalah menyandarkan kepada Allah sebagai pencukup dalam mendapatkan manfaat dan menolak mudharat.
Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.(Al-Maa’idah: 23).
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya”. (Ath-Thalaq: 3).
Dalam masalah ini banyak sekali orang yang tersesat yaitu mereka bertawakkal kepada selain Allah dengan cara memakai atau menyimpan benda-benda yang mereka yakini mempunyai kekuatan seperti sabuk, kalung atau gelang yang berisi jimat-jimat, batu akik, keris, dll.
4. Raghbah yaitu keinginan untuk mencapai sesuatu yang dicintai.
5. Rahbah yaitu ketakutan yang membuahkan pelarian dari sesuatu yang ditakuti atau takut yang disertai tindakan untuk menanggulangi ketakutannya.
6. Khusyu’ adalah tunduk merendah kepada keagungan Allah dengan menyerah kepada semua ketentuan Allah.
7. Khasyyah adalah ketakutan yang didasari oleh ilmu tentang keagungan Dzat yang ditakuti dan kesempurnaan kekuasaan, seperti firman Allah:
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah ulama”. (Faathir: 28).
Penyakit-penyakit hati yang berkaitan dengan masalah aqidah inilah yang pertama kali harus dibersihkan pada diri seseorang karena penyakit ini, seseorang tidak dapat membedakan yang haq dari yang bathil, sunnah dari bid’ah, tauhid dari syirik.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitabnya Amradhul Qulub wa Syifaa’uha mengatakan: “Penyakit hati adalah jenis kerusakan yang menimpanya, penyebab kerusakan pemikiran dan kehendak. Kerusakan pemikiran ini karena adanya syubhat-syubhat (kesamaran-kesamaran) sehingga tidak bisa melihat kebenaran (al-haq) atau dapat melihat kebenaran tapi berlainan dengan apa yang seharusnya ada. Sedangkan kehendaknya (penyakit hati) yaitu membenci kebenaran dan menyukai kebathilan”.
Allah berfirman:
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya..(Al-Baqarah: 10).
Adakah obat penyakit semacam ini ? Jawabnya tentu saja ada, sebab Allah berfirman:
Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang- orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”.(Al-Israa’: 82).
Al-Imam Ibnu Katsir menyatakan dalam tafsirnya: “(Al Qur’an) akan menghilangkan penyakit-penyakit yang ada di dalam hati seperti (penyakit) ragu, nifaq (kemunafikan), syirik, dll. Maka Al Qur’an akan menyembuhkan semuanya itu”.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda:
Allah tidak menurunkan penyakit kecuali Allah menurunkan obat untuknya”.(HR. Al-Bukhari).
Tidak ada yang lain, obat semua penyakit hati (jiwa) adalah ilmu syar’i yaitu ilmu Al Qur’an dan As Sunnah.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda:
Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah padanya kebaikan (maka) Allah akan memahamkannya dalam masalah dien (agama)”.(HR. Bukhari dan Muslim).
Ibnul Qayyim mengatakan: “Kebodohan itu penyakit yang mematikan, dan obatnya adalah dua perkara yang disepakati dalam satu susunan; yaitu nash dari Al Qur’an atau dari As Sunnah, sedangkan dokter penyakit kebodohan itu adalah orang alim rabbani”.
Oleh karena itu setiap orang harus mengobati penyakit (kebodohan) yang dia derita dengan obatnya yaitu ilmu syar’i dan seorang alim (ustadz, mu’allim, kyai, dll) sebagai dokternya dengan mendengarkan hakekat dan petunjuknya.

Sarana – sarana Tazkiyah

Secara umum Tazkiyatunnufus tidak bisa terwwujud kecuali dengan amaliah-amaliah yang sesuai dengan syariah . Dalam hal ini, sebagai seorang Muslim, maka Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Adalah seorang Uswah dian Qudwah yang utama , dan beliau adalah Thabib Al Qalb yang telah mendapat lisensi dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga seorang yang melakukan terapi diri dari otak sendiri diumpamakan oleh Ibnul Qoyyim bagaikan seorang yang mengobati penyakitnya sendiri dengan sia-sia, sementara ia meninggalkan dokter spesialis, maka keselamatan dan kesempurnaan dalam Tazkiyah tak akan diraih kecuali dengan mencontoh dan menjalani terapi Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam. (Madaarikussalikin juz 2 hal 315)
Di bawah ini beberapa Amaliah atau sarana Tazkiyah yang mujarab dan efektif seperti yang diajarkan Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam.
  1. Pembersihan Akidah dan penyempurnaan Tauhid
Akidah dan Tauhid adalah fondasi kehidupan seorang mu’min dan ia adalah penentu utama ketentraman dan kedamaian jiwa seseorang. Allah berfirman : “ Tidak demikian bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan ia berbuat kebajikan maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih “. (Albaqoroh 112).
Sementara kemusyrikan dan penyimpangan dari syariat Allah akan menimbulkan kecelakaan dan ketidaktenraman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “ Kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukann-Nya yaitu orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya kehidupan akherat”.(Al Fusshilat : 6:7). Kata-kata “Az-Zakat” pada ayat tersebut kata imam Al Qurthubiy adalah Tauhid Laa Ilaaha Illallahu” (Tafsir Al Qurthubiy Juz 19 hal 199)
  1. Ibadah yang sempurna kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
  1. Shalat
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Beliau mendengar Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “ Bagaimana menurutmu kalau ada sebuah sungai di depan rumah salah seorang kamu dan ia mandi disungai tersebut lima kali setiap hari, apakah ia masih mempunyai kotoran? “ Sahabat berkata, “ Tidak ada lagi kotoran sedikitpun”. Rosulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda ,” Demikianlah perumpamaan shalat lima waktu yang mana dengannya Allah membersihkan kesalahan”.
Ibnul Arabiy rahimahullahu berkata :” Adapun letak kemiripan dari tamsil Rosulullah diatas adalah ; karena daki dan kotoran tidak akan ada kalau dibasuh dengan air banyak (sungai) apalagi berulang kali, demikian juga dosa dan kesalahan pasti akan hilang kalau ia selalu dibersihkan dengan sholat.
Sholat yang khusu’ bukan saja menyucikan jiwa, bahkan akan membahagiakannya dan mengantarkannya menuju keberhasilan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “ Sungguh beruntung orang-orang mu’min, orang –orang yang khusu’ dalam sholatnya”. (Al Mu’min 1-2).
B.Infaq, Shodaqoh atau Zakat
Memberikan sebagian harta yang dimiliki apalagi itu yang dicintai merupakan perbuatan yang berat kecuali bagi orang-orang yang telah di tazkiyah hatinya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena itulah diantara hikmah diperintahkannya zakat itu adalah untuk membersihkan jiwa dari kedengkian dan kekikiran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, karena dengan zakat itu kamu membersihkannya (dari kekikiran ) dan mensucikan mereka (dengan kebaikan) danberdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kami itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka, dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui”. (At Taubah 103).
C. Doa dan Dzikir

Senin, 16 April 2012

kejujuran pangkal kebahagiaan

Kejuran Pangkal Kebahagiaan PDF Cetak
 
Kejujuran Adalah Pangkal Kebahagiaan
Banyak orang mengejar kebahagiaan di balik kemegahan materi. Padahal, itu semua hanyalah kesemuan belaka. Kalau ingin bahagia jujurlah. Jujur kepada Allah sebagai hamba-Nya, jangan basa-basi dan jangan setengah-setengah. Jujur sebagai suami, maka selalu menjauhi dosa dan memberikan nafkah secara halal dan maksimal.

Jujur sebagai istri, maka selalu menjaga kehormatan diri dan harta suami dan benar-benar menjadi tempat berteduh bagi suami. Jujur sebagai pemimpin, maka selalu menjunjung tinggi asa musyawarah dan bekerja keras untuk menegakkan keadilan dan memastikan kesejahteraan rakyatnya.

Bila kejujuran seperti tersebut di atas terwujud, banyak hikmah yang akan dipetik. Pertama, jujur akan mengantarkan ke surga. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan dan kebaikan akan mengantarkan ke surga... dan sungguh kebohongan akan mengantarkan kepada dosa, dan dosa akan mengantarkan kepada neraka...” (HR Bukhari-Muslim).

Berdasarkan ini, jelas bahwa tidak mungkin kebaikan akan datang jika manusia yang berkumpul di dalamnya adalah para pembohong dan pendusta. Bila di tengah mereka menyebar kebohongan, otomatis dosa akan semakin merajalela. Bila dosa merajalela, jaminannya adalah neraka.

Kedua, jujur akan melahirkan ketenangan. Rasulullah SAW bersabda, “... maka sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan kebohongan adalah keraguan...” (HR Turmidzi). Orang yang selalu jujur akan selalu tenang sebab ia selalu membawa kebenaran. Sebaliknya, para pembohong selalu membawa kebusukan dan kebusukan itu membawa kegelisahan akibat kebusukannya. Ia akan selalu dihantui dengan kebohongannya dan takut hal itu akan terbongkar. Dan, bila seorang pembohong seperti ini menjadi pemimpin, ia tidak akan sempat mengurus rakyatnya karena sibuk menyembunyikan kebusukan dalam dirinya.

Definisi Agama


Secara linguistik, dîn berarti ketaatan dan balasan. Penulis kitab Maqâyisul Lughah mengatakan bahwa asal dan akar kata ini berarti penghambaan dan kehinaan (tunduk). Sedang Râghib dalam Mufradâtnya mengatakan bahwa agama berarti ketaatan dan balasan.[1] Oleh karena itu, Syâri’at dinamakan dîn karena ia lazim ditaati.
Pemakain Kata Dîn Dalam Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an, dîn dipakai dalam berbagai arti dan makna; terkadang bermakna pembalasan atau perhitungan, terkadang berarti undang-undang dan Syâri’at,[2] dan terkadang berarti ketaatan atau penghambaan.[3] Dalam arti yang terakhir, terkadang memiliki arti luas yang mencakup penyembahan berhala, seperti ayat yang menegaskan:[4] لكم دينكم
Terminologi Agama
Pengetahuan dan pemahaman arti linguistik agama yang dipakai dalam Al-Qur’an bukan tujuan utama penulisan buku ini. Yang menjadi maksud dan tujuan kita adalah arti terminologisnya.

Jumat, 13 April 2012

Cara Mencegah Penyakit Diabetes Mellitus


Posting lagi tentang kesehatan. Jangan lupa kesehatan itu penting. Menjaga kesehatan adalah sebuah keharusan agar aktivitas kita lancar. Kali ini tentang Penyakit Diabetes Mellitus. Ketika Anda berusia di atas 45 tahun, atau bahkan lebih muda namun berisiko tinggi terkena diabetes (misalnya, karena salah satu atau kedua orang tua Anda memiliki diabetes atau berat badan Anda di atas normal)… waspadalah! Diabetes selalu mengintai Anda. Semakin hari, semakin banyak orang Indonesia yang menderita diabetes tipe-2 (diabetes yang dimulai pada saat dewasa). Menurut perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jumlah penderita diabetes tipe-2 di Indonesia meningkat tiga kali lipat dalam 10 tahun dan pada 2010 lalu mencapai 21,3 juta orang. Bandingkan dengan tahun 2000, yang jumlah penderitanya baru mencapai 8,4 juta orang.

Kamis, 12 April 2012

jauh sebelum kedatangan pengaruh Islam, di Peureulak telah berdiri kerajaan,Raja-raja yang memerintah raja itu berasal dari turunan raja-raja Syahir Nuwi,dari Negeri Siam,
 Idhharul-haq
Menceritakan bahwa Kerajaan Islam Peureulak  berdiri pada Rabu, 1 Muharram 225 H atau Rabu, 12 November 839 M) Dan raja pertamanya adalah Sultan Allaiddin Saiyid Maulana Aziz Syah, dengan ibukotanegaranya Bandar Peureulak, Kemudian Ibukota Negara Kerajaan IslamPeureulak, dipindah dan ubah namanya menjadi Bandar Khalifah, (Nama inidipakai untuk mengingatkan jasa dari seorang nahkoda yang memimpin saudagar muslim yang mengajarkan keIslaman penduduk Peureulak., dengan kepindahanibukota kerajaan tersebut menjadi semakin membuka kesempatan mendakwahkanajaran Islam kepada penduduk pedalaman Aceh, melalui system kekerabatan yang pernah berjalan, menyebarkan unsur-unsur kebudayaan Islam pada awal-awalkedatangan ke Ace
Kesultanan Peureulak adalah kerajaan Islam di Indonesia yang berkuasa di sekitar wilayah Peureulak, Aceh Timur, antara tahun 840 sampai 1292. Perlak atauPeureulak terkenal sebagai suatu daerah penghasil kayu perlak, jenis kayu yangsangat bagus untuk pembuatan kapal, dan karenanya daerah ini dikenal dengannama Negeri Perlak. Hasil sumberdaya alam dan posisinya yang strategismembuat Perlak berkembang sebagai pelabuhan niaga yang maju pada abad ke-8yang disinggahi oleh kapal-kapal yang antara lain berasal dari Arab dan Persia.Hal ini membuat berkembangnya masyarakat Islam di daerah ini, terutama1

Selamat Datang

Ini adalah blog saya, dalam masa belajar dan ingin menjadikan blog ini bermanfaat bagi semua